Daftar Isi
Lembar Pngesahan...................................................................................................2
Kata Pengantar.........................................................................................................3
Daftar Isi .................................................................................................................4
Bab I – Pendahuluan................................................................................................5
I.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................5
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................5
I.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................6
I.4 Metode Penelitian..............................................................................................6
I.5 Kegunaan Penelitian...........................................................................................6
I.6 Sistematika Penulisan.........................................................................................6
Bab II – Gizi Buruk dan Faktor-Faktor Penyebabnya ............................................7
II.1 Pengertian gizi buruk .......................................................................................7
II.2 Faktor- faktor penyebab gizi buruk...................................................................7
Bab III – Penanggulangan Gizi Buruk di Indonesia................................................8
III.1 Persebaran gizi buruk di Indonesia..................................................................8
III.2 Tindakan pemerintah untuk menanggulangi gizi buruk .................................9
Bab IV – Penutup...................................................................................................11
IV.1 Simpulan........................................................................................................11
IV.2 Saran..............................................................................................................11
Bab V – Daftar Pustaka .........................................................................................12
V.1 Rekaman wawancara .....................................................................................12
V.2 Internet ..........................................................................................................12
Bab I – Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Masalah
Beberapa saat yang lalu, di berbagai media massa muncul berita tentang gizi
buruk. Hal yang paling mengejutkan adalah ketika di Makassar ada seorang ibu hamil dan bayinya yang meninggal dunia karena kelaparan. Sering kali kelaparan inilah yang menyebabkan gizi buruk.
Ternyata masalah ini tidak hanya terjadi di Makassar. Kasus gizi buruk juga
terjadi di NTT, Papua, bahkan Tasikmalaya. Menurut Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Departemen Pertanian (Deptan) RI Tjuk Eko Hari Basuki, 27 persen bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia mengalami gizi buruk.1 Selain itu, masalah ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, bukan sekonyong-konyong.
Kondisi ini sangat saya sayangkan. Sebagai generasi muda yang gizinya cukup
saya sangat prihatin. Oleh karena itulah saya berusaha mencari tahu berbagai hal tentang gizi buruk di Indonesia sebagaimana apa yang akan dibahas dalam makalah ini.
I.2 Rumusan Masalah
Makalah ini berusaha mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah yang disebut dengan gizi buruk?
2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan gizi buruk?
3. Bagaimana persebaran gizi buruk di Indonesia?
4. Hal apa sajakah yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk
menanggulangi kasus gizi buruk?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan gizi buruk
2. Mengetahui faktor–faktor yang menyebabkan gizi buruk
3. Mengetahui persebaran kasus gizi buruk di Indonesia
4. Mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk
menanggulangi kasus gizi buruk.
I.4 Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas diperlukan metode penelitian. Makalah ini disusun dengan mencari data melalui wawancara dengan ahli kesehatan. Selain itu, data-data juga didapatkan berita dan laporan penelitian lain yang ada di internet.
I.5 Kegunaan Penelitian
1. Diri sendiri: untuk mengetahui berbagai hal tentang gizi buruk.
2. Masyarakat: agar masyarakat Indonesia pandai-pandai bersyukur dan bersabar.
3. Negara: agar pemimpin kita mengetahui betapa susahnya rakyat Indonesia mencari nafkah.
I.6 Sistematika Penulisan
Bab satu berisi uraian rancangan penelitian. Bab dua berisi uraian yang berusaha menjawab rumusan masalah pertama dan kedua. Bab tiga berisi uraian yang berusaha menjawab rumusan masalah ketiga dan keempat. Penutup yang berisi simpulan dan saran, diuraikan di dalam bab empat.
Bab II – Gizi Buruk dan Faktor-Faktor Penyebabnya
II.1 Pengertian gizi buruk
Berdasarkan wawnacara dengan salah seorang dokter spesialis di Rumah Sakit Pasar Rebo, dr. Subagyo, Sp.P., gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk dibagi
menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor),
karena kekurangan karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan kekurangan eduaduanya.
Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk dapat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga kecerdasan anak. Pada tingkat yang lebih parah, jika dikombinasikan dengan perawatan yang buruk, sanitasi yang buruk, dan munculnya penyakit lain, gizi buruk dapat menyebabkan kematian.
II.2 Faktor-faktor penyebab gizi buruk
Menurut dr. Subagyo, Sp.P., gizi buruk disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama
adalah faktor pengadaan makanan yang kurang mencukupi suatu wilayah tertentu. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya potensi alam atau kesalahan distribusi. Faktor kedua, adalah dari segi kesehatan sendiri, yakni adanya penyakit kronis terutama gangguan pada metabolisme atau penyerapan makanan.
Selain itu, Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah menyebutkan ada tiga hal yang saling kait mengkait dalam hal gizi buruk, yaitu kemiskinan, pendidikan rendah dan kesempatan kerja rendah. Ketiga hal itu mengakibatkan kurangnya ketersediaan pangan di rumah tangga dan pola asuh anak keliru. Hal ini mengakibatkan kurangnya asupan gizi dan balita sering terkena infeksi penyakit.
Bab III – Penanggulangan Gizi Buruk di Indonesia
III.1 Persebaran gizi buruk di Indonesia
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Indonesia, pada tahun 2004, kasus
gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 5,1 juta. Kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 4,42 juta. Tahun 2006 turun menjadi 4,2 juta (944.246 di antaranya kasus gizi buruk) dan tahun 2007 turun lagi menjadi 4,1 juta (755.397 di antaranya kasus gizi buruk) Berdasarkan data Departemen Kesehatan Indonesia pada tahun 2003, gizi buruk pada balita tersebar hampir merata di seluruh Indonesia. Tabel 1 menunjukkan ranking propinsi tertinggi penderita gizi buruk berdasarkan jumlah kasus. Tabel 2 menunjukkan ranking propinsi tertinggi penderita gizi buruk berdasarkan prosentase jumlah penduduk.
III.2 Tindakan pemerintah untuk menanggulangi gizi buruk
Menurut Menteri Kesehatan RI, tanggung jawab pemerintah Pusat dalam hal ini
Depkes adalah merencanakan dan menyediakan anggaran bagi keluarga miskin melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat, membuat standar pelayanan, buku pedoman serta melakukan pembinaan dan supervisi program ke provinsi, kabupaten dan kota.5 Dalam kaitannya dengan gizi buruk, Depkes pada tahun 2005 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 – 2009.
Menkes menambahkan, pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas pelayanan
kesehatan dan gizi yang bermutu melalui penambahan anggaran penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk menjadi Rp. 600 milyar pada tahun 2007 dari yang sebelumnya 63 milyar pada tahun 2001.7 Anggaran tersebut ditujukan untuk8:
1. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan
balita di posyandu
2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana kasus gizi buruk di
puskesmas/RS dan rumah tangga
3. Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada
balita kurang gizi dari keluarga miskin
4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan asuhan
gizi kepada anak (ASI/MP-ASI)
5. Memberikan suplementasi gizi (kapsul Vit.A) kepada semua balita
Adapun strategi dan kegiatan Depkes dan organ-organnya, untuk memenuhi
tujuan-tujuan tersebut antara lain9:
Strategi:
1. Revitalisasi posyandu untuk mendukung pemantauan pertumbuhan
2. Melibatkan peran aktif tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan
kelompok potensial lainnya.
3. Meningkatkan cakupan dan kualitas melalui peningkatan keterampilan
tatalaksana gizi buruk
4. Menyediakan sarana pendukung (sarana dan prasarana)
5. Menyediakan dan melakukan KIE
6. Meningkatkan kewaspadaan dini KLB gizi buruk
Kegiatan:
1. Deteksi dini gizi buruk melalui bulan penimbangan balita di posyandu
Melengkapi kebutuhan sarana di posyandu (dacin, KMS/Buku KIA, RR)
Orientasi kader
Menyediakan biaya operasional
Menyediakan materi KIE
Menyediakan suplementasi kapsul Vit. A
2. Tatalaksana kasus gizi buruk
Menyediakan biaya rujukan khusus untuk gizi buruk gakin baik di
puskesmas/RS (biaya perawatan dibebankan pada PKPS BBM)
Kunjungan rumah tindak lanjut setelah perawatan di puskesmas/RS
Menyediakan paket PMT (modisko, MP-ASI) bagi pasien paska perawatan
Meningkatkan ketrampilan petugas puskesmas/RS dalam tatalaksana gizi
buruk
3. Pencegahan gizi buruk
Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita gakin
yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang
Penyelenggaraan PMT penyuluhan setiap bulan di posyandu
Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan
4. Surveilen gizi buruk
Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi)
Pelaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk
Pemantauan status gizi (PSG)
5. Advokasi, sosialisasi dan kampanye penanggulangan gizi buruk
Advokasi kepada pengambil keputusan (DPR, DPRD, pemda, LSM, dunia
usaha dan masyarakat)
Kampanye penanggulangan gizi buruk melalui media efektif
6. Manajemen program:
Pelatihan petugas
Bimbingan teknis
Bab IV – Penutup
IV.1 Simpulan
Gizi buruk adalah status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau
nutrisinya di bawah standar rata-rata. Faktor yang menyebabkan gizi buruk ada tiga hal yaitu kemiskinan, pendidikan rendah dan kesempatan kerja rendah. Ketiga hal itu mengakibatkan kurangnya ketersediaan pangan di rumah tangga dan pola asuh anak keliru. Di Indonesia, gizi buruk pada balita tersebar hampir merata di seluruh propinsi. Dalam kaitannya dengan gizi buruk, Depkes pada tahun 2005 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 – 2009.
IV.2 Saran
Diperlukan trobosan-trobosan baru yang dapat menangulangi masalah gizi buruk
hingga ke akar-akarnya. Oleh karena itu departemen kesehatan juga harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah kemiskinan, pendidikan rendah, dan kesempatan kerja rendah. Selain itu, anak-anak Indonesia harus lebih bersungguhsungguh belajar dengan tekun, agar Indonesia lebih maju.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bab V – Daftar Pustaka
V.1 Rekaman wawancara
dr. Subayo, Sp.P., 15 Maret 2008, Mobile video recorder.
V.2 Internet
“Analisis Antropometri Balita – Susenas 2003,” GIZI - DEPKES, diakses dari
http://www.gizi.net.
“Rencana Penanggulangan masalah Gizi Buruk,” Pangan Untuk Semua, diakses
dari http://panganuntuksemua.files.wordpress.com/2007/04/rencana-penanggulanganmasalah-
gizi-buruk.doc.
ANTARA News, 13 Maret 2007, “27 Persen Balita Indonesia Alami Gizi Buruk,”
diakses dari http://www.antara.co.id/print/?i=1205419661.
Berita 11 Maret 2008, “Penulisan Data Gizi Buruk Harus Akurat dan Tidak
Dipolitisir,” DEPARTEMEN KESEHATAN, diakses dari http://www.depkes.go.id.
Nurpudji A. Taslim, “Kontroversi seputar gizi buruk: Apakah Ketidakberhasilan
Departemen Kesehatan?,” GIZI-DEPKES, diakses dari
http://www.gizi.net/makalah/Kontroversi-giziburuk-column.pdf.
CHATBOX
Quickpost this image to Myspace, Digg, Facebook, and others!
Get your own Chat Box! Go Large!
http://www.focus.co.id/images/yahoo-icon.png
02 Februari, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar